Tampilkan postingan dengan label Liberalisme. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Liberalisme. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 31 Agustus 2013

Antara Felix Siauw dan Pro Kebebasan



Ada yang ngetweet, seru buat gue komentari tapi gue nggak niat buat mendebat ybs jadi gue nggak japri, ini gue tujukan buat elo yang setuju sama tweet do'i. Fair kan? So let's check what he said:

1. Felix Siauw mengupas perpacaran dari segi agama. Ya emang, pacaran itu bukan suatu gaya hidup yang religius.
2. Sulit untuk mencocokkan pacaran dengan nilai-nilai agama. Sebab jika terjadi kontak fisik, tentu itu bertentangan atau istilahnya, dosa.

Sabtu, 18 Mei 2013

Belajar dari Kejeniusan Tokoh JIL

Setidaknya ada 30% dari 50 aktivis Islam liberal* yang memiliki gelar profesor. Gelar tersebut juga tidak sembarangan, bukan gelar dari perguruan tinggi nasional melainkan luar negeri seperti Amerika, Kanada, dan Australia. Satu kata yang terlontar secara refleks dari mulut saya sesaat setelah membaca daftar tokoh Islam liberal di Indonesia ini, "Wow".

Sabtu, 15 Desember 2012

Cinta Tapi Beda (Agama), Film Baru Mas Hanung


Bismillah...

Kali ini saya mau komentar sendikit tentang film yang barusan rilis dari sutradara Hanung Bramantyo. Saya belum nonton filmnya (kayaknya juga belum ada di bioskop), tahu berita ini dari Kang Gatse (koordinator pusat #IndonesiaTanpaJIL) dari akun twitter beliau.

Jumat, 07 September 2012

Sekularisme, Antiagama atau Anti-Islam?



Sebenarnya jika membahas mengenai sekularisme tidak akan jauh-jauh dari rangkaian manis akronim sepilis (sekularisme, pluralisme, dan liberalisme). Pengusung ideologi di negara ini adalah komplotan JIL atau Jaringan Islam Liberal yang mengklaim bahwa mereka merupakan sekumpulan orang-orang yang berpikir secara moderat meskipun tanpa dibarengi dengan dalil dan ketentuan Al Quran dan Sunnah. JIL ini bukan organisasi pemerintahan ataupun badan yang memiliki struktural yang jelas. Mereka hanya berkumpul dan perkumpulan tersebut merupakan pusat dari segala agenda liberalitas di Indonesia. Mereka mengaku Islam, akan tetapi dalam menafsirkan ketentuan dan keputusan dalam bertindak lebih mengarah ke buah pikiran mereka sendiri. Mereka berpikir bahwa manusia semakin hari semakin cerdas sehingga aturan-aturan Islam yang konvensional perlu direduksi dan diganti dengan pikiran manusia yang lebih moderat dan sesuai dengan arus globalisasi.