Kamis, 27 Juni 2013

Ummi Welcomes You, Always

Selamat malam jagoan Ummi, di mana pun kamu berada. Hari demi hari Ummi dan Abi jalani dengan penuh rasa syukur. Kami bersyukur betapa nikmat Allah selalu mengalir dan rahmat-Nya tak pernah berhenti mengiri langkah kami. Malam demi malam kami lalui dengan mengharap dan terus berdoa agar kami segera dipertemukan denganmu di dunia ini.

Nak, tahukah kamu isi doa Ummi tiap malam? Ummi selalu meminta diberi kesabaran oleh Allah dalam menanti kehadiranmu. Ummi juga meminta agar diberi kemampuan untuk memantaskan diri menjadi Ummi yang baik. Ummi mulai mempersiapkan diri bagaimana memberi ASI yang baik. Ummi sudah belajar bagaimana menggendong yang benar bahkan sebelum Ummi menikah.
Ummi menyambut kehadiranmu jauh hari dari saat ini, sangat jauh. Ummi ingin mendidikmu dengan cinta, sedalam-dalamnya cinta.

Nak, Ummi bahagia sekali saat mendengar berita bahwa teman-teman Ummi yang lain sudah mengandung. Ummi bahagia sekali karena teman-temanmu akan lahir dari rahim wanita-wanita luar biasa. Itu membuat Ummi semakin gigih menantimu.

Tapi Nak, tahukah kamu bahwa kadang luka penantian ini perih saat tak sengaja tersiram asinnya air mata?? Ya, Ummi kadang merasa kesakitan, Nak. Penantian ini semakin lama semakin perih. Bukan Ummi ingin menhujat Allah karena belum dipertemukan denganmu. Hanya saja Ummi teringat sebuah nasihat bahwa hal-hal yang ditakdirkan Allah adalah yang terbaik untuk kita. Ummi belum bertakdir bertemu denganmu, inilah yang terbaik. Barangkali Ummi belum pantas menjadi ummimu, barangkali Ummi masih terlalu rapuh untuk bisa menopangmu, barangkali Ummi masih lemah untuk menggendongmu. Ummi juga seketika ingat akan dosa-dosa Ummi, Nak. Mungkinkah Allah tak rela engkau lahir dari rahim pendosa ini hingga Ummi bertaubat? Jika Ummi menangisi takdir ini, sungguh Ummi menangis karena dosa yang menggunung namun amal yang hanya sebatas debu. Perih Nak, perih sekali. Akankah Allah mau mengampuni Ummi?


Nak, Ummi bahagia sekali telah dipertemukan dengan Abimu, beliau laki-laki yang sangat baik dan Ummi berjanji akan terus berbakti padanya. Namun begitu kami masih belum seteguh Ayahanda Ibrahim dan Ibunda Hajar yang menanti Ismail sekian tahun. Keteguhan kami belum diuji sehingga kami tak boleh berputus asa.

Nak, Ummi sangat mencitaimu bahkan sebelum engkau ada di rahim ini. Ummi berjanji akan mempersiapkan diri segigih mungkin untuk kebaikanmu. Ummi menyambutmu, Nak. Ummi mencintaimu.

0 komentar:

Posting Komentar