Rabu, 24 Oktober 2012

B-A-N-G-K-I-T


Apa kabarmu hari ini wahai diri?
Sudahkah engkau menyapa hangatnya pagimu dan sejuknya siang ini dengan kebersyukuran?
Sudahkah engkau berkaca agar  tetap menyadari bahwa tugas hari ini adalah untuk lebih baik dari hari kemarin?
Wahai diri...
Begitu banyak apa-apa yang engkau rasakan, engkau dengar, engkau saksikan
Kekecewaan, kefrustasian, caci maki, mundur dari komunitas demi mencari ketenangan batin
Engkau pun bertanya pada dirimu sendiri, apakah mungkin engkau mundur saja layaknya orang-orang lemah seperti demikian itu?
Wahai diri...
Sungguh tatanan hatimu tengah kacau, balau
Tidak lagi dinding-dinding kamarmu mendengar lantunan ayat-ayat cinta Tuhanmu selama satu jam seusai penyegaran pagi
Tidak lagi trotoar dekat rumahmu merasakan hentakan kaki beriring dzikir dari mulut dan hati
Inilah sebab kegagalan diri memahami dan membaca situasi
Hingga kronis membuat engkau kadang ingin tenggelam ataupun menghilang selamanya dari rutinitas
Engkau berpura-pura tetap kuat dan ingin menciptakan hal baru
Padahal itu hanya akal-akalan saja agar orang-orang tidak melihat kelemahanmu
Jujurlah wahai diri...
Engkau memiliki mimpi membangun negeri, menjadi anak bangsa berbudi
Tapi untuk bangkit dari cobaan dan tekanan saja tak sudi
Jangan harap dunia takluk jika hati masih tunduk pada sangkaan pribadi
Wahai diri...
Engkau bukannya tidak sanggup untuk berdiri
Hanya saja cukup tebal tembok nuranimu untuk mengajak tegarnya kaki


Categories: , ,

0 komentar:

Posting Komentar