Apa kabarmu hari ini
wahai diri?
Sudahkah engkau menyapa
hangatnya pagimu dan sejuknya siang ini dengan kebersyukuran?
Sudahkah engkau berkaca agar
tetap menyadari bahwa tugas hari ini
adalah untuk lebih baik dari hari kemarin?
Wahai diri...
Begitu banyak apa-apa
yang engkau rasakan, engkau dengar, engkau saksikan
Kekecewaan, kefrustasian,
caci maki, mundur dari komunitas demi mencari ketenangan batin
Engkau pun bertanya pada
dirimu sendiri, apakah mungkin engkau mundur saja layaknya orang-orang lemah
seperti demikian itu?
Wahai diri...
Sungguh tatanan hatimu
tengah kacau, balau
Tidak lagi
dinding-dinding kamarmu mendengar lantunan ayat-ayat cinta Tuhanmu selama satu
jam seusai penyegaran pagi
Tidak lagi trotoar dekat
rumahmu merasakan hentakan kaki beriring dzikir dari mulut dan hati
Inilah sebab kegagalan
diri memahami dan membaca situasi
Engkau berpura-pura tetap
kuat dan ingin menciptakan hal baru
Padahal itu hanya
akal-akalan saja agar orang-orang tidak melihat kelemahanmu
Jujurlah wahai diri...
Engkau memiliki mimpi
membangun negeri, menjadi anak bangsa berbudi
Tapi untuk bangkit dari
cobaan dan tekanan saja tak sudi
Jangan harap dunia takluk
jika hati masih tunduk pada sangkaan pribadi
Wahai diri...
Engkau bukannya tidak
sanggup untuk berdiri
Hanya saja cukup tebal
tembok nuranimu untuk mengajak tegarnya kaki
0 komentar:
Posting Komentar