Kita sudah banyak mencicipi asam
Namun lupa bagaimana kita bisa menghilangkan sakitnya saat lidah tergerus
Tubuh hancur dan hati berlarian saat perkara perih membengkak
Mengapa bersembunyi ketika matahari tak berapi
Kita takut pada apa-apa yang tak seperti bara
Puluhan bahkan ribuan tepi-tepi telah dinanti
Engkau bernyanyi dengan pita suara yang sobek sana-sini
Aku berdansa riang gembira dengan kaki yang kian pincang
Mengapa kita buta dengan keadaan
Pagi tak berapi dan gelap mulai lagi
Ketakutanku pada gelap mengingatkan tentang perkara tempo dulu
Saat angin tak ramah dan ilalang mati membangkai
Mengapa kita terjebak pada salah halaman dari catatan-catatan senjamu?
Kamis, 31 Mei 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar