Dua pilihan, S1 Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Jurusan Manajemen dan Sumber Daya Perairan IPB atau
D3 Akademi Kimia Analisis Jurusan Kimia Analisis. Dua-duanya sama-sama di
Bogor, dua-duanya didapatkan tanpa tes, dua-duanya punya keunggulan, dan
dua-duanya pernah membuat saya berdebat hebat dengan bapak. Pada akhirnya,
segala pertimbangan yang melibatkan Dia memutuskan bahwa Akademi Kimia Analisis
adalah salah satu tempat singgah jejak langkah saya.
Buta arah, tidak punya kerabat,
kampusnya kecil, takut nyasar di kota orang, takut gagal, hyaaa…
perasaan-perasaan alay macam itu yang saya alami sesaat setelah daftar ulang.
Nyaris tidak ada harapan terhadap dua orang kakak kelas yang ada di sana karena
semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Alhasil, saya memulai petualangan
baru sebagai mahasiswa Akademi Kimia Analisis.
Satu kostan dengan orang-orang
dari dunia antah berantah, Makasar, Lampung, Magetan, Pemalang, Bekasi,
Jakarta. Karakter mereka berbeda dan unik-unik. Ada yang sukanya bersih-bersih,
belanja ke mall, travelling, ada juga yang hobinya main ke warung makan depan
kost. Tiga minggu pertama dengan mereka sudah banyak mengukir kejadian-kejadian
manis a la Roman Picisan.
|
Hari Pertama Kuliah |
|
Milad Fian |
Excited!!! Kuliah pertama
benar-benar bikin excited, bahkan masih sempat kami mengabadikan momen-momen
itu.
|
Setelah Praktikum |
Di kampus kecil nan tersembunyi
itu saya disambut dengan wajah sumringah penuh kehangatan oleh mereka yang kini
menjadi bagian dari hidup saya, kakak-kakak tingkat. Di saat kami sebagai mahasiswa
baru benar-benar membutuhkan suatu jaingan nformasi, mereka datang dengan
membawa kebutuhan kami tersebut: trayek angkot, info kost, sampai tempat
nongkrong favorit mahasiswa. Kedekatan terjadi berangsur-angsur hingga tibalah
sesuatu yang dijadikan sebagai momen paling ditakuti oleh mahasiswa baru,
OSPEK.
|
My Labu Takar Crew |
|
Hari Terakhir Ospek |
Kesalahan besar ketika saya dulu
terlalu mendiskreditkan OSPEK, menganggap baha OSPEK hanyalah seremonial balas
dendam tanpa tujuan. Kenyataannya, justru di OSPEK inilah saya dan kawan-kawan
mengenal medan kehidupan kami tiga tahun mendatang. Seperti ketika hendak
mengontrak sebuah rumah, tanpa memasuki gerbang kita tidak akan tahu bagaimana
keadaan di dalam rumah tersebut. Saat tulisan ini dibuat, saya sendiri tengah
meraba-raba ingatan satu tahun lalu tentang perkumpulan kelompok OSPEK,
mengerjakan tugas, saling memerhatikan kondisi satu sama lain. Tak lupa
kekhawatiran yang lucu satu angkatan ketika menghadapi OSPEK di pagi hari,
rasanya kami ingin membenci pagi dan sangat menyukai malam.
OSPEK berlalu dengan indah, maka
tibalah masa sesungguhnya, ku-li-ah. Bulan-bulan
pertama saya seperti ingin mati saja. Bukan karena kesulitan terhadap mata
kuiah, melainkan tekanan dari sana-sini. Sejak awal karakter di kepala ini
adalah karakter beas yang tak mau diatur, begitu masuk kuliah saya harus
menerima konsekuensi diatur-atur bahkan dalam mengerjakan tugas –yang selama
sekolah saya kerjakan sesuai kemauan saya. Perlu adaptasi luar biasa untuk bisa
memaklumi segala kondisi dan membangun motivasi.
I just need a lot of friends, begitu kata hati kecil ini. Rasa kesepian
dan tak ada pendukunglah yang ternyata membuat saya ingin mati saja ketika
kuliah di sini. Mencari keluarga baru akan menguatkan, bisa berbagi cerita
ataupun sekadar tertawa bersama. Akhirnya, saya menemukan mereka.
keluarga-keluargaku dari lingkaran karakter yang berbeda, latar belakang
berbeda, telah banyak mengajarkan pada saya betapa kebersamaan sangat
dibutuhkan untuk bertahan hidup. Saya membutuhkan mereka karena saya mencintai
mereka, benar-benar a la Roman Picisan. Dengan mereka, saya percaya saya bisa.
|
Departemen Kastrat PK KAMMI AKA 2012/2013 |
|
Pelantikan Kabinet PK KAMMI AKA 2012/2013 |
|
Pelantikan LDK-KMA 2011/2012 |
|
Calpino Class |
|
Aksi Solidaritas Rohingya @Menara Thamrin |
|
Aksi Solidaritas Rohingya @Kedubes Myanmar |
|
Photo for Studium General |
|
Jaulah @ Metro TV |
Demikian jejak langkah kaki ini
satu tahun yang lalu. Sedikit banyak hampir menyamai kisah-kisah mahasiswa baru
pada umumnya. Mungkin tidak istimewa, tapi bagi saya menceritakan masa lalu
adalah kesenangan tersendiri. Ada rasa bangga luar biasa ketika sampai di
gerbang euforia kedewasaan dulu. Kami –yang terlebih dulu menjadi mahasiswa—sangat
mengerti bagaimana kondisi dan gejolak kejiwaan mahasiswa baru kampus ini,
bahkan dari lubuk perasaan yang sedalam-dalamnya tak rela jika kalian—mahasiswa
baru—menjalani kontrak hidup di kampus ini dengan tanpa tujuan. Karena sejatinya,
sekalipun di awal tidak memiliki tujuan yang pasti, apa-apa di dalam kampus ini
akan memaksa kita untuk memiliki arah hidup. :)
Untuk kawan-kawan mahasiswa baru
AKA, selamat datang di negeri dongeng ini :), sebentar lagi kalian akan
berfantasi, menyelami laut-laut mimpi dan berenang ke arah tujuan kalian. Tidak
akan berarti apa yang bisa kami berikan pada kalian kecuali kalian yang mulai
bermimpi dalam dekapan-Nya. Maka, bermimpilah untuk menjadi yang terbaik. Pelaut
ulung tidak tercipta dari lautan yang tenang, pendaki handal tidak terlahir
dari medan gunung yang landai.
|
DPM IMAKA 2011/2012 |
0 komentar:
Posting Komentar