Senin, 11 Juni 2012

Ingat Mati


Tengah malam saya dikagetkan dengan berita kematian sahabat saya di dunia maya karena kecelakaan. Saya mengenalnya sebagai pribadi yang selalu tenang dalam berbagai persoalan, baik pribadi maupun keluarga mengingat ia baru saja mendapatkan momongan.
Kecelakaan itu merenggut nyawanya di usianya menginjak 23, meninggalkan suami dan keluarga besarnya di dunia maya seperti saya serta kawan-kawan. Kematiannya jelas menyisakan kesedihan yang sangat mendalam terlebih lagi putranya yang saat ini sedang terluka parah di usianya yang kurang dari dua tahun.


Sedih, bergetar, takut. Itulah yang saya rasakan di awal waktu membaca berita duka tersebut. Di sisi lain saya sangat menyayangi almarhummah, saya juga kembali teringat akan satu hal yang sebenarnya sangat dekat kita semua, kematian. Betapa pun tak ada satu makhluk yang akan tahu bagaimana ajalnya akan datang, kapan, dan di mana. Semuanya seakan menjadi misteri yang harus kita ingat sebagai mawas diri.

Hanya Rasulullah yang mengetahui tanda-tanda kematiannya dan saat itu para sahabat selalu menyempatkan waktu untuk berkasih-kasih dengan beliau. Lalu apa yang hendak kita alami nanti? Jangankan menjelang kematian, akankah (dengan kondisi seperti ini) masih ada yang menangisi ketika jenazah diusung keranda???

Kemaksiatan apalagi yang harus kita tutupi dan kita bayar dengan segala daya dan upaya? Tangan, kaki, mata, mulut, tubuh kita bahkan sudah terlalu lelah menemani segala kealahan diri. Mereka seakan menjerit ingin diistirahatkan saja, padahal hati ini masih berlumpur dosa. Bagaimana kita bisa begitu tenang menghadapi kematian jika kita sendiri sadar bahwa amalan-amalan selama ini jauh dari cukup untuk menjemput seni kematian yang paling indah.

Astaghfirullah…

Ya Allah, Yang Mahabisa
Janganlah Engkau keraskan hati kami untuk kembali pada-Mu
Jemputlah kami dalam kematian yang indah
Rapatkanlah hati-hati kami pada kebaikan-kebaikan akhirat dan dunia-Mu
Limpahkanlah hidayah pada kami yang hina ini
Ubahlah cuka hati ini menjadi anggur di kala yang tepat
Tundukkanlah mata ini hingga kelak terbuka pada sesuatu yang terbaik dari-Mu
Peliharalah mulut kami untuk hanya menyeru di jalan-Mu
Ikatlah tangan dan kaki ini agar selalu bekerja dan melangkah atas nama-Mu

Ya Allah, betapa kematian itu seperti ribuan jarum-jarum yang menusuk nadi
Ampunilah kami, sebelum kematian itu dating dengan pasti
…dan kumpulkanlah kami pada barisan orang-orang yang telah Engkau jemput dengan seni yang paling indah, syahid
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar