yang teronggok di sisi taman,
Berapa lama lagi kuakan tinggal dan memandangi teman-temanku turut membusuk
Akulah bangkai mawar,
yang tak lagi mengindahi kota
Akulah bangkai mawar,
yang hanya memedihkan mata jalanan
Berdirilah selagi kamu mampu, bukan menunggu lemah dan terjatuh seperti aku
Akulah bangkai mawar,
yang selalu menganggap Tuhan tidur
Kapan tiba kala aku dihunus pedang, aku sudah mati dan tak bakal hidup kembali
0 komentar:
Posting Komentar